Senin, 23 November 2009

Metodologi Perhitungan Rating TV

Survey Perhitungan Rating TV, atau biasa disebut Television Audience Measurement (TAM), untuk wilayah Indonesia saat ini masih didominasi oleh AGB Nielsen Media Research Indonesia (dulu AC Nielsen). Data rating ini disuplai oleh AGB Nielsen kepada TV Lokal dan Nasional yang saat ini masih dipercaya sebagai tolok ukur keberhasilan suatu program TV. Data ini jugalah yang digunakan oleh TV untuk menarik Advertiser untuk menempatkan iklannya pada TV ybs.Meskipun sering menjadi bahan perdebatan mengenai keakuratan data ini, tapi tetap data rating inilah yang digunakan sebagai patokan media untuk menentukan keberlangsungan suatu program, meskipun tetap ada banyak faktor-faktor lain yang digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan keberlangsungan suatu program TV.



Ketika survey Quick Count dilaksanakan beberapa lembaga survey nasional pada saat Pemilu, tidak banyak yang memperdebatkan atau mempermasalahkan keakuratan dari data tersebut. Karena memang survey Quick Count ini memiliki hasil pembanding yang dapat membuktikan keakuratan dari metode perhitungan Quick Count, yaitu perhitungan manual yang dilakukan oleh KPU. Tapi, tidak demikian halnya dengan metode perhitungan pemirsa TV / TAM.


Tapi apapun, ada baiknya kalau kita mengetahui metodologi perhitungan rating / TV Audience Measurement yang selama ini dijalankan oleh AGB Nielsen. Ada banyak Metodologi yang bisa diaplikasikan dalam menghitung rating TV, tapi disini kita akan membahas metodologi dari sisi AGB Nielsen.

Berikut metodologinya:
1. Establisment Survey
Survey ini digunakan untuk mengetahui sebaran populasi dan penetrasi kepemilikan TV yang ada di wilayah yang akan disurvey. Survey ini dapat dikombinasikan dengan data yang dimiliki oleh BPS.








2. Panel Selection
Data awal yang diperoleh dari Establisment Survey digunakan untuk memilih sample secara random. Pemilihan sample komposisinya disesuaikan dengan komposisi populasi, agar panel yang terpilih ini bisa mewakili kelompok populasi tsb. Misalnya komposisi Pria dan Wanita dalam populasi adalah 50%:50%, maka komposisi panelnya juga dibuat 50:50%. Pembagian komposisi ini bisa berdasarkan jumlah uang pengeluaran rumah tangga (Ses: Socio Economic Status), berdasarkan area kota, kecamatan atau kelurahan, atau berdasarkan umur.










3. Metering System
Panel yang terpilih dipantau pola menontonnya selama 24 jam, melalui alat yang diinstal dalam TV yang digunakan dirumah tersebut. Masing-masing penghuni rumah dihitung pola menontonnya. Panel ini juga diberikan remote khusus yang mana remote ini memiliki tombol khusus untuk masing-masing anggota keluarga panel yang harus ditekan bila yang bersangkutan sedang menonton TV, sehingga alat tersebut dapat mendeteksi siapa-siapa saja yang sedang menonton TV.
         
4. Data Polling
Data pola menonton anggota keluarga ini tersimpan dalam alat perekam, termasuk channel TV yang ditonton, dan data ini dikirimkan kepada server untuk selanjutnya diproses kebagian produksinya.










5. Production & Processing
Data yang sudah terkumpul dari banyak panel terpilih diproses dengan software tersendiri, termasuk didalamnya proses Quality Control untuk memastikan bahwa data tersebut valid atau tidak.


6. TV Monitoring
Disaat yang bersamaan dilakukan pencatatan terhadap semua program dan Iklan yang tayang dalam semua TV yang diukur data kepemirsaannya.

7. Output Analysis
Data hasil dari processing dan production dikombinasikan dengan TV Monitoring, dan bisa ditampilkan atau dianalisa menggunakan sebuah software. Dari sinilah bisa diperoleh berapa performa Rating dan Share masing-masing program TV.

Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar